Halaman

Rabu, 18 Januari 2012

Si Jiwa Kerdil

Kalau orang-orang ini mengalami kekerdian fisik, Hai Hai mengalami kekerdilan mental. Sesuatu yang lebih serius!
Menyambung tulisan sebelumnya tentang Hai Hai Bengcu, saya akan membahas lebih lanjut tentang perilaku yang ditunjukkannya dalam duskusi di thread Facebook. Dalam tulisan ini saya akan tunjukkan bagaimana dia merasa senang saat ada seorang yang bernama Willy Versace yang ikut-ikutan menyerang saya, walaupun serangan itu mengasumsikan bahwa Hai Hai salah.

Tetapi yang menggelikan adalah si Hai Hai tidak menyadari bahwa si Versace entah sengaja atau tidak sengaja sedang setuju dengan saya (paling tidak secara implisit) bahwa Hai Hai salah. Tetapi karena sudah dibutakan oleh rasa terancam karena ada orang yang menyerang dia, si Hai Hai senang-senang saja saat ada orang yang menyerang lawan diskusinya. Sungguh menarik memang! Karena ini adalah sebuah kesimpulan saya, maka berikut saya akan mengemukakan apa yang terjadi sehingga saya menyimpulkan demikian.

Niat Menyerang Orang Lain, Apa Daya Nalar Tak Sampai!

Tulisan ini masih menyambung tulisan sebelumnya tentang kebodohan Hai Hai Bengcu . Kebodohan yang saya akan bahas kali ini masih satu jenis dengan kesalahan sebelumnya walaupun contohnya berbeda. Kebodohan yang dimaksud adalah strawmen dan argumen yang tidak valid. Kebodohan ini dapat dilihat pada komentar Hai Hai yang menyebut saya sebagai berjiwa kerdil pada tulisannya. Saya sudah tunjukkan sebelumnya bahwa dialah yang berjiwa kerdil.

Senin, 16 Januari 2012

Pahami dulu apa yang dikatakan orang lain baru kritik!

Si Hai Hai merasa menyerang orang benaran, padahal
yang diserang adalah orang-orangan sawah. he he he
Beberapa waktu lalu saya membahas argumen Hai Hai yang menentang orang yang menggunakan analogi Tritunggal atau Trinitas dengan air. Pandangan Hai Hai Bengcu dapat dilihat di sini dan tanggapannya terhadap tulisan saya tersebut di sini . Dalam tulisan tersebut saya menunjukkan bahwa serangan Hai Hai terhadap orang yang berargumen demikian hanya terjadi kalau dia melakukan strawmen. Diskusi tersebut diteruskan pada Wall Facebook salah satu kontak saya.

Dalam diskusi inipun Hai Hai tidak berubah juga. Dia masih melakukan kesalahan yang sama. Dia malah melanjutkan dengan membahas analogi lain dan tidak lagi berbicara tentang H2O. Dia menggunakan contoh manusia yaitu tiga pribadi tetapi satu esensi.

Kamis, 12 Januari 2012

Hai Hai Menulis Penuh Polemik, Tetapi Rupanya Kosong!

Beberapa saat yang lalu saya membaca sebuah komentar yang dibuat oleh seorang yang menyebut diri Hai Hai di sabdaspace di bawah tulisan yang membahas tentang Tritunggal. Tulisan tersebut, seperti biasanya tulisan Hai Hai penuh dengan sesat pikir.

Begitu banyak sehingga hanya orang yang terintimidasi bahasa retoris yang digunakan Hai Hai atau orang-orang tak berpikir saja yang tidak bisa melihat sesat pikir yang ada di sana.

Di masa lampau saya sudah mengupas tulisannya dan tidak ada respon yang berarti selain sesat pikir di atas sesat pikir yang dituliskannya.

Karena itu sebenarnya saya sudah malas mengulas segala macam sesat pikir yang dia kemukakan. Tetapi melihat perilakunya yang makin menjadi-jadi dan tidak segan-segan menipu orang dengan berbicara hal yang sebenarnya dia tidak paham, saya terdorong untuk tulis. Mungkin saya akan menulis lagi kalau saya terdorong lagi membongkar kebodohan yang dilakukan Hai Hai.