Halaman

Rabu, 18 Januari 2012

Niat Menyerang Orang Lain, Apa Daya Nalar Tak Sampai!

Tulisan ini masih menyambung tulisan sebelumnya tentang kebodohan Hai Hai Bengcu . Kebodohan yang saya akan bahas kali ini masih satu jenis dengan kesalahan sebelumnya walaupun contohnya berbeda. Kebodohan yang dimaksud adalah strawmen dan argumen yang tidak valid. Kebodohan ini dapat dilihat pada komentar Hai Hai yang menyebut saya sebagai berjiwa kerdil pada tulisannya. Saya sudah tunjukkan sebelumnya bahwa dialah yang berjiwa kerdil.


Melihat apa yang dilakukan Hai Hai di Diskusi Facebook dan pada komentar tulisannya, maka orang yang punya kemampuan intelek rata-rata saja akan muak. Orang akan muak karena dia menarik implikasi yang tidak tepat dari pandangan lawannya sehingga mengakibatkan sebuah strawmen.
Argumen yang dibahas sebenarnya adalah analogi Tritunggal dengan air seperti yang saya katakan dalam posting sebelumnya. Saya mengatakan bahwa tidak semua aspek Tritunggal dapat tercermin dalam analogi air dan itu normal-normal saja bagi sebuah analogi. Itu bukan satu masalah.
Nah, dari penjelasan seperti itu, si Hai Hai mengemukakan implikasi yang sepertinya berusaha mempermalukan saya karena sesudah argumen itu dia mengatakan bahwa sayalah sebenarnya yang berjiwa kerdil. Tetapi kita akan melihat bahwa implikasi yang dia tarik adalah implikasi yang tidak diharuskan oleh contoh alias argumenya adalah argumen yang tidak valid. Karena tidak valid, maka sebenarnya yang dia serang bukan argumen lawan tetapi argumen sendiri.
Implikasi pertama yang diangkat oleh Hai Hai adalah bahwa kalau orang menggunakan analogi seperti yang saya kemukakan, maka implikasinya adalah Roh Kudus adalah analogi dari Bapa, Bapa adalah analogi dari Roh Kudus, Yesus adalah analogi dari Bapa, Bapa adalah analogi Roh Kudus, dll dan seterusnya. Implikasi kedua yang diangkat adalah bahwa kalau kita menganalogikan air dengan Tritunggal, maka ajaran tentang Tritunggal hanya analogi saja alias, tidak sepenuhnya benar.
Untuk orang yang tidak berpikir, implikasi pertama tampaknya dapat diterima. Kalau Roh Kudus adalah Allah dan Bapa adalah Allah, maka Roh Kudus adalah analogi dari Bapa dan demikian juga sebaliknya. Lalu apa masalah dari penalaran seperti ini?
Jawabannya cukup panjang. Pertama yang harus diingat adalah bahwa orang bisa membandingkan satu hal dengan hal yang lain apapun untuk mencari analogi. Ada begitu banyak hal yang bisa dibandingkan dan dianalogikan satu dengan yang lain. Itu tidak masalah. Analogi hanya digunakan untuk menekankan hal tertentu. Misalnya dalam kasus Tritunggal, analogi air digunakan untuk menekankan ketidakmustahilan ‘tiga’ dan ‘satu’ dipredikatkan pada satu subyek logis. Kalau sampan dianalogikan dengan pesawat misalnya, maka yang ditekankan adalah bahwa keduanya berfungsi memindahkan benda atau manusia dari satu tempat ke tempat yang lain.
Tetapi kalaupun bisa dianalogikan seperti itu, tidak berarti bahwa saya harus menggunakan analogi tersebut. Saya bisa memilih menggunakannya dan tidak menggunakannya. Misalnya bukannya menggunakan sampan sebagai analogi dari pesawat terbang, tapi saya menggunakan becak sebagai analogi. Itupun dapat diterima. Dengan kata lain, analogi adalah pilihan bukan keharusan.

Walaupun di luar sana ada berbagai hal yang mirip yang dapat digunakan sebagai analogi satu dengan yang lain, itu tidak berarti bahwa saya atau siapapun harus (perhatikan kata harus) menggunakannya. Dengan kata lain lagi, kalaupun saya menggunakan analogi air untuk menjelaskan Tritunggal, tidak ada keharusan bagi saya untuk menggunakan Bapa dan Anak sebagai analogi satu dengan yang lain, seperti yang dikatakan Hai Hai.

Jadi kesimpulan Hai Hai bahwa saya harus menganalogikan Bapa dengan Anak atau Roh Kudus adalah sebuah contoh penarikan kesimpulan yang tidak valid. Karena itu juga, maka kalau dia menyerang penganalogian Air dengan Tritunggal via kemungkinan Bapa dan Anak atau Roh Kudus, maka dia sedang menyerang pandangannya sendiri alias dia sedang melakukan strawmen. Seorang yang mengaku diri suhu dan dikagumi di internet hanya seperti ini kemampuannya.
Implikasi kedua yang ditarik oleh Hai Hai adalah bahwa karena ketiga pribadi dalam Tritunggal adalah analogi, maka doktrin Tritunggal hanyalah analogi dan bukan ajaran yang benar. Kelihatan seperti sebuah argumen yang hebat bagi orang yang tidak kritis. Implikasinya adalah kalau Tritunggal adalah sebuah analogi semata, untuk apa dipercaya? Kalau memang benar bahwa Tritunggal hanya analogi, maka tidak layak dipercaya sepenuhnya.

Kebodohan pertama yang dikandung dalam argumen seperti ini adalah seperti yang saya katakan di atas, bahwa dia menyerang strawmen. Kebodohan kedua adalah kalaupun misalnya saya setuju bahwa ketiga pribadi dalam Tritunggal saling beranalogi satu dengan yang lain, maka tidak berimplikasi bahwa doktrin Tritunggal adalah hanya analogi. Kalau diringkas dalam bentuk proposisi, argumen Hai Hai adalah sebagai berikut:
  1. Premis 1: Air (A) dalah analogi dari Tritunggal (At)
  2. Premis 2: Ketiga Pribadi Tritunggal (K) adalah analogi Satu dengan yang Lain (F)
  3. Kesimpulan, Tritunggal (T) adalah sebuah analogi (An).
Notasinya adalah
  1. Premis 1: A = At
  2. Premis 2: K=F
  3. Kesimpulan: T=An
Perhatikan bagaimana tidak validnya argumen ini. Sebuah argumen yang valid adalah argumen dimana term-term yang ada dalam kesimpulan harus ada dalam premis. Misalnya.
  1. Semua manusia (M) adalah mamalia (Ma)
  2. Hai Hai (H) adalah manusia (M)
  3. Kesimpulan: Hai Hai (H) adalah mamalia (Ma)
Kalau dikasih notasi menjadi
  1. Premis 1: M=Ma
  2. Premis 2: H=M
  3. Kesimpulan: H=Ma
Perhatikan term-term dalam kesimpulan yaitu H dan Ma sudah ada dalam premis. Sekarang, bandingkan argumen kedua dengan argumen pertama. Kesimpulan pada argumen pertama mengandung Term T dan An. Sedangkan tidak satupun term tersebut yang terdapat dalam premis. Dengan kata lain si Hai Hai mengemukakan sebuah argumen yang tidak valid hanya untuk menyerang lawannya. Dengan kemampuan seperti ini, si Hai Hai menghimpun pendukung di dunia maya? Mungkin sulit dipercaya! Tetapi kejahatan macam apa yang tidak mungkin dalam dunia yang sudah berdosa?

Sumber Utama : http://whereisthewisdon.wordpress.com/2012/01/18/daya_nalar_tak_sampe/

2 komentar:

  1. VOILA! jauh sekali pemahamannya!

    inilah yang saya tangkap dari komentar Hai-hai:
    PROPOSISI SEDERHANA dari ARGUMEN HAI-HAI BENGCU:

    SEMUA MANUSIA (M) adalah SATU HAKEKAT (H)

    Hai Hai & penduduk bumi yang berakal budi (X) adalah SEMUA MANUSIA (M)

    Kesimpulan: Hai Hai & penduduk bumi yang berakal budi (X) adalah SATU HAKEKAT (H)

    Kalau diNOTASIkan, menjadi:

    Premis 1: M=H
    Premis 2: X=M
    Kesimpulan: X=H


    Semoga menjadi pencerahan. Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hubungan dengan yang dibahas dalam tulisan di atas apa?

      Hapus